Mentawai, sebuah gugusan pulau di bagian barat pulau Sumatera, terdiri dari pulau Siberut, Sipora, Pagai Utara dan Pagai Selatan. Pulau Siberut merupakan pulau terbesar namun berpenduduk paling sedikit.
Kehidupan masyarakat Mentawai, yang masih terjaga keasliannya dan belum banyak bersentuhan dengan peradaban, begitu pula dengan rumah tradisional Mentawai. Uma, sebuah rumah komunal, identitas masyarakat Mentawai, wujud kebersamaan yang telah mengakar.
Uma berbentuk rumah panggung – seperti kebanyakan rumah tradisional Indonesia – dan dihuni oleh banyak keluarga dalam satu suku. Sebuah uma bisa menampung hingga 10 keluarga dari garis keturunan ayah.
Bagian bawah uma dipakai untuk tempat memelihara ternak, sehingga sampah dapur dapat langsung dibuang ke bawah uma, melalui lantai yang dipasang jarang-jarang di bagian dapur.
Selain itu, papan pada lantai di bagian tengah uma diatur sedemikian rupa untuk menghasilkan ritme yang harmonis pada saat turuk (tarian tradisional Mentawai), yang dilakukan kala pesta seusai mendapatkan hasil buruan.
Uma merupakan satu bukti, betapa masyarakat Indonesia menjunjung kebersamaan sebagai sebuah kebutuhan dan tradisi. Terlihat dari pola hidup bersama dalam satu uma dan diadakannya pesta merayakan hasil buruan, dimana setiap orang di dusun harus ikut menikmati hasil buruan.
Saat ini Mentawai terkenal di dunia berkat tatto dan ombaknya yang menjadi tujuan peselancar dari berbagai penjuru dunia. Namun selain itu, uma, sebagai identitas Mentawai, juga menjadi daya tarik tersendiri, sekaligus merupakan pembelajaran, tentang kemajuan arsitektur di masa lampau.
0 comments:
Post a Comment