Thursday, January 28, 2010

bingung nulis apa

pengennya sih eksis terus di blog..
maksudnya sering2 posting gitu... ehh, apa daya... saya sedang tidak produktif..
bingung mau nulis apa..... hehhheuu

Thursday, January 21, 2010

Tiba juga di titik ini..

dasar manusia, cepat bosan, jenuh
bukan tak beralasan juga
semuanya berkesinambungan
berujung pada titik ini
bosan
mereka yang sekarang tidak bisa diharapkan
semua itu yang sekarang jadi membosankan
satu hal yang sudah kuputuskan untuk kulupakan

euughhh!

Februari cepatlah datang...

aku perlu pergi jauh
menjajaki tempat baru
jadi orang asing
di tempat yang menawarkan harapan baru
aku mau pergi kesana!

Hasil Uji Kepribadian : Pelaku Santai

Tipe Pelaku Santai adalah orang-orang yang ramah dan bahagia. Mereka menikmati kebersamaan dengan orang lain. Cerdas, pandai bicara, jenaka dan penuh pesona, mereka suka menjadi pusat perhatian. Mereka tidak suka sendiri. Semangat hidup mereka membuat orang lain merasa nyaman ditemani mereka dan membuat mereka cepat mengenal orang lain. Tipe Pelaku Santai menikmati saat-saat terbaik dari tiap kesempatan – banyak orang tipe ini berbakat membuat seluruh hidup mereka bagaikan suatu pesta besar. Kebosanan tidak akan terjadi jika ada mereka karena mereka sangat pandai menghanyutkan orang lain dengan antusiasme, suasana hati riang, dan optimisme mereka.

Pemikiran abstrak dan filosofis mendalam mengenai arti kehidupan tidak terlalu menarik minat tipe Pelaku Santai. Mereka pragmatis, realistis, dan benar-benar hidup dalam kekinian. Dalam bekerja mereka juga lebih suka jika semuanya sudah siap sehingga mereka bisa menjalankan tekad mereka dengan sebaik-baiknya. Tidak masalah bagi mereka menangani beberapa tugas sekaligus dan mereka justru gemilang di saat genting! Kegiatan dari beragam bidang dengan banyak kontak sosial sangat tepat bagi mereka. Orang juga jarang menemukan mereka berdiam diri saat waktu senggang; karena sifat mereka yang terbuka dan penuh rasa ingin tahu, kebanyakan dari mereka memiliki banyak hobi dan minat. Mereka tidak takut akan hal-hal yang belum mereka ketahui: karena mereka luwes dan kreatif, dengan cepat mereka menyesuaikan diri dengan situasi-situasi baru dan memanfaatkannya dengan baik. Kadang-kadang mereka terlibat konflik dengan peraturan atau hirarki yang ketat, yang langsung membuat mereka merasa terpasung hingga berontak terhadapnya.

Sebagai teman, tipe Pelaku Santai adalah orang-orang murah hati dan gemar menolong yang sangat mementingkan hubungan harmonis dan suasana yang mendukung. Sikap mudah bergaul mereka membuat mereka memiliki lingkaran besar pertemanan dan mereka suka jika rumah mereka dipenuhi beragam tipe tamu. Dengan senang hati mereka melarutkan diri pada suasana hati dan minat mereka yang spontan ke dalam satu atau dua hal penting saja. Ini membuat mereka kelihatan agak tidak bisa ditebak bagi mereka yang memiliki sifat lebih pendiam. Saat sungguh-sungguh penting, Anda bisa mengandalkan mereka seratus persen. Sebagai pasangan, mereka kreatif, bergerak cepat, dan imajinatif – asalkan pasangan mereka tahu bagaimana membuat mereka terpesona. Mereka nyaris tidak bisa tahan dengan kebosanan atau rutinitas dalam suatu hubungan. Mereka sama sekali tidak menyukai konflik; jika sebuah hubungan jadi membutuhkan terlalu banyak ketahanan atau upaya, mereka cenderung menarik diri dari hubungan tersebut dan mulai mencari pasangan baru. Namun demikian, jika Anda berhasil terus menyalakan rasa ingin tahu mereka dalam jangka panjang dan memberi mereka kejutan dari waktu ke waktu, Anda akan mendapatkan pasangan yang setia dan penuh cinta.

Sifat-sifat yang menggambarkan tipe ini: ekstrovert, praktis, emosional, spontan, antusias, ramah, senang bercanda, riang, suka bicara, santai, toleran, bahagia, menyenangkan, murah hati, luwes, lihai, menarik, berorientasi pada hubungan, gemar berpetualang, menyukai keriaan, kreatif, suka menolong, menyukai tindakan, tidak kaku, mudah bergaul, terbuka, peka, mudah tersinggung, tidak mudah ditebak, penuh rasa ingin tahu, angin-anginan.


take the quiz on http://www.ipersonic.com/id/test/

yang saya bingung, sebelumnya saya juga udah pernah coba kuis ini, hasilnya kok jadi beda ya?? mungkin mood saat menjawab juga berpengaruh...

Sunday, January 17, 2010

Monday, January 11, 2010

Lomo - The cute cameras :)

Lagi naksir sama satu barang, kamera yang bernama Leningsradskoye Optiko Mechaninicheskoye Obyedineni.. hehe, susah juga baca dan nulisnya.. tapi tenang,kita panggil saja dia Lomo..
kamera ini unik, karena gak punya aturan2 pakem untuk pake kamera ini (yaa, kecuali aturan untuk pakai hati2 soalnya gampang rusak.. kayak kamera mainan sih) sehingga hasil yang di dapat juga unik, tergantung situasi, kondisi, dan keberuntungan.. hehe
Lomo punya banyak jenis. beda jenis, beda fungsi juga.. Ada Fisheye yang bisa ngambil gambar di dalam air, Oktomat dan Supersampler yang bisa ambil lebih dari 1 foto sekaligus dalam 1 jepretan, dan masih banyak jenis yang lain seperti Diana, Colorsplash, Holga, dll..
nah, ini jenis Lomo yang lagi gw pengenin.. semoga dapet kesempatan (baca: duit) buat beli.. hiksFisheye White Rp. 600.000Holga Stater Kit - Multicolor Rp. 945.000Supersampler Rubber Blue Rp. 645.000Oktomat Rp. 550.000

Action Sampler Camera- Transparant Rp. 550.000

sumber: http://www.lomonesia.co.id

DILEMA!

hwaaaaa
dilema abis-abisan!!
mumpung lagi punya duit, pengen beli Lomo
tapiiiii, inget obsesi dari dulu.. which is backpacking!!
dan harus terus nabung buat modal....
grrr.....
jadi bingung...

Sunday, January 10, 2010

Alvin and The Chipmunks : The Squekquel


Genre : Animation, Comedy, Family
Produser :Ross Bagdasarian, Jr., Janice Karman
Produksi :20th Century Fox

film yang gw tonton terakhir kali ke bioskop..
masih berkisah tentang 3 tupai (chipmunk) bersaudara, Alvin, Theodore, dan Simon.
Kali ini, para chipmunk yang udah jadi rockstar paling dipuja saat itu, harus bersekolah seperti orang biasa (well, they even not a human..)
film ini cukup menghibur.. ngg, atau malah sangat menghibur.. :D
dari mulai tingkah mereka di sekolah, yang sempet mengalami perploncoan sebagai anak baru
dan kemunculan Brittany, Jeanette, dan Eleanor, yang menamai geng mereka the Chipettes..
Selain menghibur, menurut gw film ini juga ngasih pesan yang bagus banget..
Untuk mereka yang perlu ketawa, tonton film ini :)

Saturday, January 9, 2010

kata sambutan.. (halah)

haaahhhhh....
apa2an ini blog... udah update jarang, terus yang harusnya ng-update juga bingung mau ngebahas apaan...
hahaha
pengennya mah update tiap hari gitu..
ah yasudahlah
i'll do my best

Wednesday, January 6, 2010

Tuesday, January 5, 2010

ARSITEKTONIK

Arsitektonik atau architectonic memiliki pengertian :

struktur logis yang diberikan oleh akal (terutama melalui pemanfaatan pembagian berlipat-dua dan berlipat tiga), yang harus digunakan oleh filsuf sebagai rencana untuk mengorganisasikan isi sistem apa pun.

Berdasarkan etimologi, istilah arsitektonik atau architectonic berasal dari :

- Dalam Bahasa Latin yaitu architectonicus

Artinya dari, berhubungan dengan, atau sesuai dengan prinsip-prinsip arsitektur

- Dalam Bahasa Yunani yaitu architektonikos, dari architektōn

Artinya terorganisir dan memiliki struktur terpadu yang menyarankan sebuah desain arsitektur.

Tektonika berasal dari kata tekton dan sering ditulis sebagai kata tektonamai dalam bahasa Yunani yang secara harafiah berarti pertukangan kayu atau pembangun.

·               Dalam bahasa Sansekerta, istilah ini dapat disamakan dengan kata taksan yang juga berarti seni pertukangan kayu yang menggunakan kapak.
·                Istilah yang sama juga ditemukan dalam puisi Vedic yang juga berarti pertukangan kayu.
·               Kemudian dalam Homer istilah ini diartikan sebagai seni dari konstruksi secara umum.
 
               Dengan perjalanan waktu, pengertian kata tektonik pada konstruksi cenderung membuat karya seni, tergantung pada benar atau tidaknya penerapan tingkatan kegunaan nilai seninya.

Berikut ini adalah penjelasan mengenai arsitektonik menurut beberapa tokoh :

· Kenneth Frampton (1995) dalam bukunya Studies in Tectonic Culture, menyebutkan bahwa tektonika berasal dari kata tekton dan sering ditulis sebagai kata tektonamai dalam bahasa Yunani, yang secara harfiah berarti pertukangan kayu atau pembangun. Dalam bahasa Sansekerta dapat disamakan dengan kata taksan yang juga berarti seni pertukangan kayu yang menggunakan kapak.

· Adolf Heinrich Borbein pada tahun 1982 (Frampton, 1995) pada studi Philologi nya yang mengatakan bahwa tektonika menjadi seni dari pertemuan atau sambungan; seni dalam hal ini ditekankan pada tekne, sehingga tektonika ternyata bukan hanya bagian dari bangunan tetapi juga obyek atau sebagai karya seni pada arti yang lebih sempit.

· Penggunaan istilah tektonika secara arsitektural dipakai di Jerman dan muncul di buku pegangan karya Karl Otfried Muller berjudul "Handbuch der Archeologie der Kunst” (Handbook of the Archeology of Art) 1830,yang mendefinisikan tektonik sebagai penggunaan sederet bentuk seni pada peralatan, bejana bunga, pemukiman dan tempat pertemuan, yang dibentuk dan dikembangkan di satu sisi pada penerapannya dan di sisi lain untuk menguatkan ekspresi perasaan dan pengertian atau buah pikiran seni.

Tektonika pada arsitektur sering kali dilakukan karena ingin memberikan penekanan pentingnya suatu bagian tertentu dari bangunan dan keinginan mengekspresikan sesuatu perasaan yang mendalam pada bangunan.

· Karl Botticher dalam bukunya The Tektonic of Helen 1843 dan 1852, menginterpretasikan kata tektonik sebagai pemberi arti pada sistem ikatan yang lengkap dari semua bagian kuil Yunani menjadi keseluruhan yang utuh, termasuk rangka dari sculpture dalam segala bentuk.

Tahun 500 SM di Yunani diklaim sebagai masa munculnya (raison d ‘etre) tradisi arsitektur. Secara etimologi, kata arsitektur atau arche-tekton lahir dari tradisi Yunani. Dalam ranah metode berpikir Yunani terdapat pola pencampuran antara mitologi, mistisisme, dan matematika yang terangkum dalam ilmu filsafat Yunani. Dari dasar itulah terbentuk wujud arsitektur Yunani seperti arsitektur kuil tempat pemujaan terhadap dewa (kuil Parthenon), sistem proporsi matematis Golden Section yang lahir dari konsep Pythagoras serta kolom -kolom Doric, Ionic, Corinthian sebagai sistem simbol feodalisme Yunani.

· Sementara itu Semper mengklasifikasikannya pada bangunan menjadi dua prosedur yang mendasar, yaitu tektonika dari rangka ringan yang terdiri dari komponen-komponen linier dikelompokan membentuk matrik spasial dan stereotomik bagian dasar dimana massa dan volume terbentuk dari elemen-elemen berat.

· Pada tahun 1973 Eduard Sekter dalam Structure, Construction and Tectonics mendefinisikan tektonik sebagai ekspresi yang ditimbulkan oleh penekanan struktur dari bentuk konstruksi, dengan demikian hasil ekspresi tektonika tidak dapat diperhitungkan hanya sebagai istilah pada struktur dan konstruksi saja.


PENERAPAN ARSITEKTONIK DALAM ARSITEKTUR

Secara umum hubungan antara struktur dan konstruksi dengan arsitektur, dapat dibedakan menjadi dua. Yang pertama struktur hanya dipakai untuk keperluan mewujudkan rancangan sebuah bangunan. Elemen-elemen struktur hanya sebagai elemen penerus beban sedang karakteristik struktur tidak ikut memberikan nilai estetika arsitekturalnya. Sedang yang kedua adalah struktur terintegrasi dengan fungsi dan bentuk bangunan. Dengan demikian elemen-elemen struktur sekaligus adalah elemen-elemen arsitektural yang ikut serta memberikan nilai arsitektural.

Kemampuan menemukan bentuk-bentuk yang menarik dari elemen-elemen struktur untuk diterapkan dalam perancangan arsitektur mungkin akan memacu semangat untuk mempelajari struktur secara lebih dalam.

Aspek struktur dan konstruksi di satu sisi memang merupakan aspek teknik namun di sisi lain mempunyai aspek simbolik yang representatif. Biar bagaimanapun juga suatu karya arsitektur bisa diwujudkan dengan material yang memenuhi suatu persyaratan struktur diantaranya adalah ‘stabil’ (bisa berdiri) dan kuat (mampu menahan gaya-gaya yang bekerja) serta persyaratan lain yang kemudian akan dirinci oleh seorang ahli struktur (structural engineer).

Namun sebagai suatu karya seni, arsitektur seharusnya memberi perhatian lebih pada kreatifitas pengolahan bentuk elemen-elemen dari suatu sistem struktur yang diterapkan. Juga mempunyai pengenalan yang baik dan benar terhadap properti material bangunan sehingga arsitek dapat memilih secara tepat material yang hendak dipakai, sampai kepada memutuskan metoda konstruksi yang sesuai. Disinilah arsitek bicara dengan tektonika untuk membuat karya arsitektur menjadi lebih kreatif dan kaya akan makna.

Tektonika berperan memberi artikulasi pada mekanisme penyaluran beban dari elemen-elemen struktur. Pengolahan bentuk secara inovatif hingga menghasilkan potensi ekspresi bentuk arsitektural secara keseluruhan maupun ekspresi seni dari detail-detail sambungan dari konstruksi yang digunakan. Bentuk-bentuk yang dihasilkan merupakan bentuk-bentuk artistik yang mempunyai makna nilai seni, bukan hanya bentuk yang abstrak atau sekedar figurative bahkan mampu mengekspresikan simbolik filosofis dari bangunan.

               Istilah tektonika sepertinya masih kurang dikenal di lingkungan arsitektur. Tektonika erat kaitannya dengan material, struktur dan kontruksi, namun tektonika lebih menekankan pada aspek estetika yang dihasilkan oleh suatu sistem struktur atau ekspresi dari suatu konstruksi dari pada aspek teknologinya.
               Penggunaan istilah teknonika sudah dikenal sejak lama dan mengalami perkembangan seperti diungkap oleh Kenneth Frampton dalam buku-nya Studies in Tectonic Culture 1995. 
               Tektonika pada Arsitektur sering kali dilakukan karena ingin memberikan penekanan pentingnya suatu bagian tertentu dari bangunan dan keinginan mengekspresikan sesuatu perasaan yang mendalam pada bangunan. Sedang pada bukunya The Tektonic of Helen 1843 dan 1852, Karl Botticher menginterpretasikan kata tektonik sebagai pemberi arti pada sistim ikatan yang lengkap dari semuabagian kuil Yunani menjadi keseluruhan yang utuh, termasuk rangka dari sculpture dalam segala bentuk. 
               Sementara itu Semper mengklasifikasikannya pada bangunan menjadi dua prosedur yang mendasar, yaitu tektonika dari rangka ringan yang terdiri dari komponen-komponen linier dikelompokan membentuk matrik spasial dan stereotomik bagian dasar dimana massa dan volume terbentuk dari elemen-elemen berat.
               Pada tahun 1973 Eduard Sekter dalam Structure, Construction and Tectonics mendefinisikan tektonik sebagai ekspresi yang ditimbulkan oleh penekanan struktur dari bentuk konstruksi, dengan demikian hasil ekspresi tektonika tidak dapat diperhitungkan hanya sebagai istilah pada struktur dan konstruksi saja.
               Dengan memperhatikan berbagai pandangan dari para ahli tersebut diatas maka yang dimaksud tektonika pada Arsitektur dalam bahasan ini sebenarnya disatu sisi adalah pengembangan struktur yang digunakan untuk menghadirkan ruang. Sedangkan disisi yang lain adalah pengolahan sistim sambungan pada konstruksi sehingga meningkatkan ekspresi bangunan dengan menggunakan nilai seni.
               Teori tentang pembentukan ruang arsitektur dalam sejarah arsitektur Barat dapat didefinisikan, sejak Adolf Semper dalam karyanya yang berjudul Stillehre yang terdiri dari 3 bab[1]: 
1.            Teori bentuk dasar (archetypal form)
2.            Perkembangan historis dari prototip-prototip
3.            Pengaruh-pengaruh material teknis.

           

Dengan demikian estetika arsitektural tidak hanya dipandang sebagai komposisi bidang-bidang, tetapi juga dapat dikembangkan melalui struktur, material dan konstruksinya sebagai unsur tektonik yang menjadi the art of joining.
Lao Tze dalam puisi yang berjudul Tao The Chingmenjelaskan bahwa metode material dalam mencipta ruang arsitektural yakni : tektonik, stereotomik dan batas antara ruang internal dengan ruang eksternal.[2]
Adolf Heinrich Borbein dalam studi filosofisnya dalam Tektonik, zur Geschichte eines Begrifs der Archeologie", Archiv fur Begriffsgeschichte 26, no.l, tahun 1982 mengatakan bahwa:
 “’Art here is to be understood as encompassing tekne, and therefore indicates tectonics assemblage not only of building parts but also of objects, indeed of artworks in a narrower sense Here, however, lies the point of departure for the expanded clarification and application of the idea in more recent art history as soon as an aesthetic perspective -and not a goal of utility- is defined that specifies the work and production of tectonic, then the analysis consigns the term "tectonic" toan aesthetic judgment".[3]
Dengan demikian terdapat dua kriteria dalam mengkaji peranan konstruksi dalam untuk mencapai ide dan hasrat artistik ruang, yakni: pertama, kedalaman dan kekuatan pengaruh ketektonikan terhadap estetika ruang, kedua adalah estetika setiap bagian elemen konstruksi yang menjadi satu kesatuan obyek. Usaha perancang untuk mendematerialisasikan bahan dan struktur bangunan dengan memperlihatkan nilai-nilai kebenaran dari bahan tersebut tampak pada bagaimana struktur baja direpresen tas i kan secara terbuka menjadi bagian dari ornamentasi hasrat artitistik ruang yang kuat tanpa meniadakan atau menihilkan sifat bahan (kejujuran bahan), namun kejujuran yang diungkapkan dengan kerangka tektonik yang estetik yang sesuai dengan fungsi struktur. 
Kenneth Frampton mengatakan : "Tektonik harus dibuat dengan sifatnya melampaui logika dari kalkulasi, fakta memperlihatkan bahwa banyak perhitungan pada budaya bangunan modern hams mengakui perhitungan yang cermat dari insinyur sipil".[4]
Hal tersebut memperlihatkan bahwa struktur tidak hanya ditekankan pada faktor logika kalkulasi perhitungan dimensinya, namun lebih dari itu, struktur hendaknya memperlihatkan ekspresi dalam bangunan, serta memperlihatkan keindahan dalam setiap hubungan konstruksi antara bahan bangunan. 
 
               Tektonika bisa dimulai dari pemilihan sistem struktur bangunan yang tepat bagi karakter fungsi di dalamnya. 
Contoh :
-                Bangunan candi dibuat dengan struktur yang berat, massif, tertutup karena fungsinya yang dipakai untuk mewadahi kegiatan religi yang berkonsentrasi ke dalam, mendukung suasana magis dan sakral dari fungsi bangunannya.
-                Bangunan pendopo pada hunian tradisional Jawa dengan struktur rangka yang ringan dan terbuka mencerminkan keterbukaan pemilik rumah dalam menerima tamu dan juga pengaruh kondisi iklim setempat.
               Arsitek dapat menemukan sendiri bentuk bangunan melalui pengolahan sistem struktur berdasarkan tuntutan ekspresi arsitekturnya. Misalnya bangunan ibadah yang menuntut ekspresi bentuk yang agung dan sakral sehingga akan memunculkan banyak alternatif dalam pengolahan struktur, seperti munculnya bentuk gothic pada gereja, bentuk kubah pada masjid pada waktu itu.
               Tektonika juga berlanjut pada konstruksi dari elemen struktur, yaitu pada kolom-kolom, dinding-dinding, balok-balok, detail-detail sambungan. Untuk menghasilkan bentuk-bentuk tektonika yang baik, kepekaan terhadap material sangat penting dan menunjang inovasi struktur serta ekspresi bangunan secara keseluruhan. Mengenal dengan baik sifat-sifat material, baik secara teknis sebagai elemen pendukung beban maupun citra material untuk keperluran ekspresi bentuknya. 
               

Penerapan arsitektonik dalam arsitektur dapat dilihat jelas salah satunya pada rumah tradisional di Indonesia. Rumah tradisional Indonesia yang amat beragam telah menjadi lebih dari sekedar kebutuhan masyarakat Indonesia yang membutuhkan tempat bernaung, namun telah menjadi sebuah identitas dari tiap-tiap suku adat di Indonesia. Sehingga bukan hanya mendirikan rumah yang bisa berdiri kokoh sebagai tempat tinggal dan tempat berlindung, namun juga memperhatikan dari segi keindahan atau estetika rumah tersebut.

Sejak zaman dahulu, Indonesia yang terdiri dari berbagai suku dan beragam adat istiadat memiliki rumah adat yang menjadi ciri tiap suku. Dengan adat istiadat masing-masing, masyarakat Indonesia yang kental dengan prosesi adat dan kepercayaannya, mengaplikasikannya pada rumah tradisional mereka. Kita tidak hanya akan menemukan rumah tradisional yang memiliki bentuk dan ornamen yang memiliki nilai estetika tinggi, melainkan juga akan menemukan kemajuan masyarakat Indonesia masa lampau dalam bidang konstruksi. Dengan konstruksi sedemikian rupa, bisa menciptakan rumah tradisional yang indah sekaligus memiliki kekuatan struktur. sehingga dapat dikatakan, penerapan arsitektonik dalam arsitektur telah lama diaplikasikan oleh masyarakat Indonesia sejak masa lampau, terbukti dari rumah-rumah tradisional tersebut.

KESIMPULAN

               Pengetahuan dan pembelajaran tektonika yang berkaitan dengan seni mengolah struktur, konstruksi dan material dapat merupakan jembatan penghubung yang harmonis antara struktur dan konstruksi sebagai teknologi dengan penciptaan ruang dan bentuk arsitektur. 
               Didalam tektonika terjadi intergrasi antara struktur dan konstruksi dengan arsitektur. Bentuk-bentuk hasil tektonika merupakan ungkapan dari suatu nilai, kaya akan makna.
               Kenneth Frampton mengatakan, "Tektonik harus dibuat dengan sifatnya melampaui logika dari kalkulasi, fakta memperlihatkan bahwa banyak perhitungan pada budaya bangunan modern hams mengakui perhitungan yang cermat dari insinyur sipil". (Frampton, K., 1995, hal.: 335). 
               Hal tersebut memperlihatkan bahwa struktur tidak hanya ditekankan pada faktor logika kalkulasi perhitungan dimensinya saja, namun lebih dari itu, struktur hendaknya memperlihatkan ekspresi dalam bangunan, serta memperlihatkan keindahan dalam setiap hubungan konstruksi antara bahan bangunan.
               Pada intinya, tektonika dalam arsitektur bisa dikatakan merupakan sebuah seni penggubahan bentuk, dimana dalam menggubah sebuah bentukan memperhatikan aspek-aspek penting dalam arsitektur, yaitu Keindahan / Estetika (Venustas), Kekuatan (Firmitas), dan Kegunaan / Fungsi (Utilitas). Dalam hal ini, tektonika merupakan sebuah sistem yang mementingkan fungsi dari struktur sebuah bangunan, namun di samping itu struktur pada bangunan tersebut menjadi  aspek penting dalam menentukan estetika bangunan tersebut.
 
 
 RESOURCES

http://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&sl=en&u=http://www.merriamwebster.com/dictionary/architectural&prev=/search%3Fq%3Darchitectonic%26hl%3Did%26sa%3DG&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhjetCSLrQz8QseNWV-AHiPUjGfndA

http://www.hkbu.edu.hk/~ppp/hp.html#main_map

http://arsitektur.net/

http://id.wikipedia.org/wiki/Halaman:Arsitektur

http://puslit.petra.ac.id/~puslit/journals/121

http://www.orientalscholar.com/OrientalScholar/pages/download.jsp?path=D:/osWorks/OrientalScholar/pubDirApproved/ProdiArsitektur/journals/JurnalArsitektur/sample/sample.pdf&fileName=sample.pdf.

wpyng@arch.nctu.edu.tw TECTONICS? A CASE STUDY FOR DIGITAL FREE-FORM ARCHITECTURE


Please give proper credit: disimplivity.blogspot.com

Monday, January 4, 2010

ARSITEKTUR MESIR KUNO

Dari peninggalan bangunan-bangunan yang masih bisa disaksikan sampai sekarang menunjukkan bahwa bangsa Mesir telah memiliki kemampuan yang menonjol di bidang matematika, geometri dan arsitektur.

Peninggalan bangunan Mesir yang terkenal adalah piramida dan kuil yang erat kaitannya dengan kehidupan keagamaan.
Seni, Teknologi dan Arsitektur
Hasil karya arsitektur muncul dalam waktu 1 abad setelah Firaun pertama Kerajaan Lama, yaitu sekitar tahun 2600 sebelum masehi, dengan ditandai oleh suatu karya arsitektur yang pantas bagi para Raja serta Dewanya.

Peningkatan dari pemakaian bata/lumpur yang dikeringkan dibawah terik matahari menjadi konstruksi batu yang lebih baik kualitasnya dan perlu teknik yang lebih tinggi dalam pengerjaannya.Dalam waktu ± 200 tahun saja, ahli bangunan Mesir telah begitu menguasai bahan bangunan baru tersebut, dan dapat menyelesaikan pyramid di Gizeh.

Pada abad-abad berikutnya, arsitek Mesir talah membatasi sungai dari delta, dekat laut Tengah sampai Nubia Hilir, dengan monument-monumen batu yang megah.

Seni tidak ketinggalan dari Arsitektur, pengrajin Mesir menunjukkan rasa keindahan dengan simetri, menyentuh benda yang banyak digunakan sehari-hari seperti tempayan batu atau tanah liat, serta alat-alat rumah tangga yang lain. Pematung memahat gambar para Dewa serta Raja dari batu dalam skala ukuran yang sangat besar, serta membuat patung dari bahan batu, kayu atau tembaga dengan ukuran yang sesungguhnya.

Karakter Arsitektur
Bangunan di Mesir m
empunyai 3 karakter, yaitu :
Bangunan untuk Dewanya yaitu kuil
Bangunan makam untuk Firaun/ Rajadewa yang sudah meninggal (rumah abadi/Piramid)
Bangunan rumah tinggal biasa untuk orang hidup yang berstrata : istana, rumah bangsawan, rumah rakyat biasa.
Bangunan Kuil

Bangunan kuil
Berfungsi sebagai tempat pemujaan dewa-dewa. Kuil terbesar dan terindah adalah Kuil Karnak untuk pemujaan Dewa Amon Ra.

Kuil Karnak panjangnya ±433 m (1300 kaki), tiang-tiangnya setinggi 23,5 m dengan diameter ±6,6 m (20 kaki). Tembok, tiang dan pintu gerbang dipenuhi dengan lukisan dan tulisan yang menceritakan pemerintahan raja.

Bangunan ini pembuatannya menyita waktu sampai beberapa generasi dari wangsa-wangsa. Bangunan kuil biasanya merupakan suatu kompleks pemujaan yang lengkap mencakup tempat tinggal para pendeta, kolam suci, bengkel kerja dan lain-lain.

Bangunan demikian ini tidak ada yang sama antara suatu tempat dengan tempat yang lain, akan tetapi ada bagian pokok, dimana terdapat pada setiap kuil yaitu bangunan gerbang (pilon). Kuil Dewa merupakan bangunan besar berdinding yang dibangun pada lantai datar dan terbuat dari batu pasir.

Kuil dirancang terutama untuk dinikmati dari dalam, dan bukan dari luar sebagai penghias alam. Bagian utamanya adalah sebuah pilon (2 piramid yang dipotong puncaknya dan membentuk gerbang besar); sebuah halaman dengan tiang-tiang tanpa atap, sebuah ruangan beratap tinggi dengan langit-langit yang disangga oleh tiang-tiang kokoh dari batu pasir; sebuah tempat suci sebagai kamar pribadi Dewa yang tersembunyi dibelakang dinding dan dikelilingi kamar-kamar upacara yang berukuran kecil.

Setiap memasuki pintu gerbang terdapat segel yang menempel pada pintunya, dan diberi segel lagi (dari tanah lempung) sesudah selesai digunakan upacara.

Kuil tersebut makin kebelakang makin meninggi mengikuti teras-teras lantainya, sedangkan langit-langitnya makin kebelakang makin menurun, sehingga secara keseluruhan makin kedalam makin mengecil dan gelap yang mencerminkan kemisteriusan.

Dewa yang paling dipuja di seluruh Mesir adalah Dewa Matahari Amon Re dan kuil yang paling besar di Karnak da Luxor.


Bangunan Makam

Piramida dibangun untu
k tempat pemakaman Firaun. Arsitek terkenal pembuat piramida adalah Imhotep. Bangunan ini biasanya memiliki kamar bawah tanah, pekarangan dan kuil kecil di bagian luarnya.

Tiang-tiang dan dindingnya dihiasi dengan hiasan yang indah. Di bagian dalam terdapat lorong-lorong, lubang angin dan ruang jenazah raja. Di depan piramida terdapat spinx yaitu patung singa berkepala manusia. Fungsi spinx adalah penjaga piramida.

Piramida terbesar adalah makam raja Cheops, yang tingginya mencapai 137 meter di Gheza. Selain Cheops, di Gheza juga terdapat piramida Chefren dan Menkaure. Di Sakarah terdapat piramida firaun Joser. Selain piramida apakah ada tempat pemakaman yang lain di Mesir? Berdasarkan penggalian di daerah El Badari ditemukan pemakaman yang disebut Hockerbestattung (Hocker artinya jongkok dan bestattung artinya pemakaman) karena orang yang meninggal dimasukkan dengan cara didudukkan menjongkok. Ada pula pemakaman yang disebut mastaba untuk golongan bangsawan.

Bangunan makam merupakan bangunan yang dibuat secara bertahap mulai dari bentuk yang sederhana sampai mencapai bentuk yang sempurna. Bentuk makam tersebut adalah : Mastaba, Piramid, Tangga, Piramid bengkok dan akhirnya Piramid sempurna.

Pada awalnya, wangsa-wangsa pertama orang Mesir membuat bangunan makamnya dengan suatu bentuk yang sederhana, yaitu bentuk yang datar dibagian atasnya dan miring pada sisinya yang terbuat dari bahan batu bata yang dinamakan “Mastaba”, kata dalam bahasa Arab yang berarti ‘bangku’, yang pada mulanya tingginya ± 5,00 m. Mastaba tersebut dihias bata bagian luarnya menurut pola yang geometric. Didalam Mastaba, biasanya dibawah tanah terdapat beberapa kamar, s
atu untuk jenazah dan yang lain untuk barang-barang milik orang yang meninggal tersebut.

Pada wangsa kedua, kamar yang dibangun semakin banyak, ada yang mencapai 30 buah kamar, dan dinding makamnya dilapis batu gamping.

Pada masa wangsa ketiga, bangunan yang terbuat dari bahan batu seluruhnya dibuat dan ini merupakan bentuk Piramid Tangga yang pertama. Pyramid ini sebetulnya terdiri dari tumpukan Mastaba, sehingga tingginya mencapai ± 60,00 m.

Kurang dari 2 abad selanjutnya bentuk Piramid menjadi sempurna, bangunan massif yang terbuat dari balok-balok batu besar yang ditata menjulang menuju satu titik dengan kemiringan yang sebanding.

Bangunan Rumah Tinggal
Bangunan rumah tinggal yang lengkap, milik keluarga bangsawan, terdiri dari sebidang tanah yang cukup luas, yang didahului sebuah pintu gebang. Bangunan induk terletak ditengah, dengan bentuk segi empat, yang dibangun dengan bahan bata mentah / Lumpur yang dikeringkan.

Pembagian ruang teratur dan fungsional. Taman diletakan pada bagian kanan depan, bagian belakang untuk kandang, sedangkan bagian sisi untuk tempat tinggal pelayan, dapur bengkel kerja, gudang gandum terletak di sisi kiri depan.













Please give proper credit:
disimplivity.blogspot.com